🥊 Untuk Menghilangkan Serangga Pengganggu Di Kandang Ternak Digunakan
Gedunguntuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Untuk mengurangi bau - Tidak mengganggu lingkungan (serangga hanya di sekitar kolam) - Biaya pakan murah +Rp.2.000 & Bahan mudah didapat di pasaran - Pakan dapat diberikan 1 minggu atau 1bulan sekali dalam bentuk kering
Kebersihan Umum 28 July 2020 copyright free images Serangga pengganggu alias hama memang menimbulkan dampak yang tidak main-main. Selain bisa membuat Anda stres dengan perilakunya yang menyebalkan, hama juga biasanya merusak property atau menginfeksi makanan Anda. Walaupun memang tak mudah untuk mengusirnya, ada cara alami yang bisa Anda coba untuk menghilangkan serangga pengganggu sepenuhnya dari dalam rumah. Anda dapat menanam beberapa jenis tanaman yang diketahui dapat membantu Anda menyelesaikan masalah ini. Kira-kira tanaman apa saja ya yang bisa digunakan untuk mengusir serangga pengganggu di rumah? Yuk, simak langsung ulasannya di bawah ini! 1. Rumput Sereh Anda mungkin sudah mengandalkan lilin, obor, dan dupa untuk mengusir nyamuk selama musim panas. Tapi mereka masih saja datang ke dalam rumah Anda dan menghisap darah Anda serta anggota keluarga yang lain. Untuk membasmi mereka, cobalah gunakan sereh. Kalau biasanya tanaman ini digunakan untuk memasak, kali ini Anda akan menggunakannya sebagai tanaman pembasmi nyamuk. Nyamuk menghindari aroma varietas rumput yang tinggal di daerah tropis yang tinggi ini. Buat halaman atau teras taman luar ruangan Anda lebih menyenangkan dengan menanam sereh di sekitar halaman. Ketika ditanam di bawah jendela atau dekat pintu, rumput sereh juga dapat mencegah serangga terbang lainnya memasuki rumah Anda. Baca Juga 6 Tips Menjaga Rumah dari Serangan Serangga Hama 2. Serai Ragam hias rumput ini memang memiliki kemiripan, tetapi jangan samakan serai dengan rumput sereh. Serai berkembang di cuaca panas dan dapat tumbuh hingga 4 kaki tingginya hanya dalam satu musim. Sebagai bagian dari keluarga tanaman Cymbopogon, ia juga mengandung minyak alami. Rumput tinggi ini adalah penolak nyamuk yang sangat ampuh. Variasi yang kuat ini juga dapat dimanfaatkan dengan baik di dapur, menambah rasa lezat pada banyak hidangan. 3. Marigold Bunga Marigold memiliki aroma yang kuat sehingga nyamuk, kutu tanaman, dan kutu daun akan menghindari rumah serta tanaman di taman Anda. Bahkan, tanaman ini telah lama digunakan oleh petani buah dan sayuran untuk secara alami mencegah hama memakan tanaman mereka. Marigold adalah tanaman tahunan yang sehat yang mudah tumbuh di perkebunan. Mereka membutuhkan banyak sinar matahari dan dapat tumbuh subur di samping banyak varietas bunga lainnya. Baca Juga 4 Cara Alami untuk Membasmi Tawon di Rumah 4. Krisan Tanaman kebun ini dapat membantu Anda mengusir kecoak, semut, kumbang, kutu, dan tungau jauh dari rumah Anda. Krisan adalah bagian dari genus Pyrethrum. Ekstrak dari bunga ini sebenarnya dapat membunuh banyak serangga. Bahkan, itu adalah bahan umum ditemui dalam banyak produk insektisida pada umumnya. 5. Petunia Bunga-bunga yang cerah ini dapat membantu melindungi kebun sayur Anda. Petunia mengusir kutu daun, cacing tomat, jamur, dan beberapa jenis kumbang. Petunia mengeluarkan bau licorice ringan yang dibenci beberapa serangga, meskipun dapat menarik ulat dan siput. Tanaman ini menjadi tambahan yang indah dan strategis untuk program perawatan kebun Anda. Mereka dapat mekar sepanjang musim panas dengan sinar matahari penuh dan penyiraman mingguan. Baca Juga 9 Bahan Alami yang Mampu Dipakai untuk Mengusir Lalat 6. Mint Ramuan aromatik ini sangat bagus untuk mengusir nyamuk secara alami. Kami merekomendasikan Anda untuk menanam mint di dalam vas karena tanaman ini tumbuh serta dapat menyebar dengan cepat. Setelah ditanam dalam pot, mint kemudian dapat ditempatkan secara strategis di sekitar jendela atau teras Anda untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah. 7. Basil Basil adalah ramuan aromatik lain yang tidak disukai nyamuk dan lalat. Menambahkan basil ke dalam daftar tanaman yang perlu Anda tanam di halaman belakang dapat membantu Anda terhindar dari serangga ini. Selain itu, basil segar juga sangat lezat untuk semua jenis resep, bumbu, atau saus seperti pesto. Baca Juga 18 Cara Jitu untuk Mengusir Nyamuk di Semua Tempat 8. Lavender Ramuan ini sebenarnya masih termasuk ke dalam bagian dari keluarga mint. Lavender telah digunakan selama berabad-abad, oleh banyak budaya yang berbeda di seluruh dunia, sebagai parfum alami untuk rumah. Kebanyakan orang jatuh cinta pada aroma lavender, tetapi banyak serangga tidak menyukainya. Tanam lavender di tempat-tempat cerah di kebun Anda atau di sekitar jendela untuk mengusir ngengat, kutu, lalat, dan nyamuk. 9. Chives Kutu daun, serta jenis kumbang dan lalat tertentu, akan berbalik ke arah lain ketika mereka bertemu chives di kebun Anda. Maka dari itu, jangan ragu untuk menanam mereka di perkebunan atau taman Anda. 10. Rosemary Aroma rosemary yang kuat secara alami dapat mengusir lalat dan nyamuk dari properti Anda. Ini tumbuh paling baik dalam cuaca panas dan kering, baik dalam pot atau langsung di taman. Tidak hanya jadi pembasmi hama yang efektif, tetapi rosemary terlihat cantik sebagai semak berbunga dan rasanya juga enak apabila dipadukan dengan berbagai macam resep. Jika Anda mencari varietas herba lain untuk membantu memerangi masalah hama invasif, ada opsi lain yang mungkin lebih cocok untuk iklim Anda. Coba thyme, lemon atau daun salam. Nah, itu dia beberapa tanaman yang bisa berguna untuk mengusir serangga pengganggu atau hama di rumah Anda. Semoga informasi ini berguna, ya!
1 Perbaikan Lingkungan. Maggot BSF mengonsumsi makanan organic seperti sayuran, limbah dapur, buah dan bahan organic lainnya. Di Indonesia kita dapat dengan mudah menemukan limbah organik, sehingga mendukung untuk membudidayakan maggot yang dapat mebantu mengurangi limbah dan memperbaiki lingkungan yang selama ini menyebabkan keresahan bagi BIOEKOLOGI BERBAGAI JENIS SERANGGA PENGGANGGU PADA HEWAN TERNAK DI INDONESIA DAN PENGENDALIANNYA Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Dept Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor Jl. Agatis Kampus Darmaga Bogor 16880 email [email protected] Perjuangan manusia melawan gangguan hama Artropoda pengganggu sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya “nimbrung” di tempat peternakan sehingga menimbulkan gangguan fisik maupun psikis pada ternak dan orang yang di sekitarnya. Lingkungan peternakan yang umumnya berupa suatu kompleks bangunan kandang yang sering berdekatan dengan tempat tinggal manusia berikut berbagai fasilitas yang berhubungan dengan pelbagai hajat hidupnya, termasuk juga jalan, selokan, berikut tanaman pekarangan dan hewan-hewan peliharaan lainnya, merupakan sebuah ekosistem tersendiri yang unik. Lingkungan itu seringkali pada kenyataannya banyak dimanfaatkan oleh hama pengganggu sebagai habitat, tempat istirahat serta tempat mencari makan. Berbagai jenis hama tersebut hidup atau berada di lingkungan peternakan, yang keberadaannya dapat merupakan gangguan atau bahkan bahaya bagi para hewan ternak dan juga orang-orang di sekitarnya. Hama pengganggu peternakan yang berasal dari kelompok Arthropoda dikenal dengan istilah Ektoparasit, karena hidupnya di luar tubuh inangnya hewan atau manusia. Ektoparasit ini ada yang bersifat obligat dan fakultatif. Yang bersifat obligat artinya seluruh stadiumnya, contohnya, kutu penghisap Anoplura, menghabiskan seluruh waktunya pada bulu dan rambut. Kelompok yang bersifat fakultatif artinya ektoparasit itu menghabiskan waktunya sebagian besar di luar inangnya. Mereka datang mengganggu inang hanya pada saat makan atau menghisap darah ketika diperlukannya. Contohnya, kutu busuk Hemiptera Cimicidae, datang pada saat membutuhkan darah, setelah itu bersembunyi di tempat-tempat gelap atau celah-celah yang terlindung, jauh dari inangnya. Demikian juga yang dilakukan oleh berbagai jenis serangga penghisap darah dari Ordo Diptera, khususnya famili Culicidae nyamuk, agas, mrutu, lalat punuk, Tabanidae lalat pitak, lalat menjangan, lalat kandang Stomoxys calcitrans, dan lalat kerbau Haematobia exigua. Ektoparasit yang banyak dijumpai di peternakan Indonesia antara lain adalah berbagai jenis kutu Phthiraptera, kutu busuk Hemiptera, kutu franki Coleoptera, lalat Muscidae, nyamuk Culicidae, kecoa Dyctioptera, pinjal Siphonaptera. tungau Parasitiformes, dan caplak Acariformes, Peranan ektoparasit dalam kehidupan hewan maupun manusia sangat merugikan karena dengan adanya kegelisahan itu dapat membuatnya lupa makan, sehingga dapat menurunkan status gizi, produksi daging atau telur secara drastis. 1 Berikut ini disebutkan beberapa jenis hama yang umum dijumpai pada lingkungan peternakan antara lain berbagai jenis lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau. Konsep pengendalian hama pada hewan ternak juga diberikan pada akhir tulisan ini. Lalat Lalat yang berada di sekitar kandang ayam adalah lalat rumah Musca domestica dan lalat hijau Chrysomya megacephala, dan di kandang sapi umumnya lalat kandang Stomoxys calcitrans. Lalat ini berkembang biak pada habitat di tumpukan kotoran, sampah yang telah membusuk dan penuh dengan bakteri dan organisme patogen lainnya. Populasi lalat yang tinggi atau melimpah dapat mengganggu ketentraman hewan dan manusia karena menimbulakn ketidak nyamanan sekitar dan dapat menularkan berbagai jenis penyakit gangguan pencernaan akibat berbagai jenis bakteri yang ditularkannya. Semua lalat mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya. Telurnya diletakkan dalam medium yang dapat menjadi tempat perindukan larva. Larva seringkali makan dengan rakus. Umumnya larva lalat mengalami empat kali molting selama hidupnya. Periode makan ini bisa berlangsung beberapa hari atau minggu, tergantung suhu, kualitas makan, jenis lalat dan faktor lain. Setelah itu berubah menjadi pupa. Kebanyakan larva yang bersifat terestrial ini cenderung meninggalkan medium larva menuju tempat yang lebih kering untuk pupasi. Stadium pupa bisa beberapa hari, minggu atau bulan. Lalat dewasa muncul, kemudian terbang, mencari pasangan untuk kawin, dan yang betina setelah itu akan bertelur. Populasi lalat meningkat tergantung musim dan kondisi iklim, dan tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu lingkungan, kelembaban udara dan curah hujan adalah komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam. Larva lalat amat rentan terhadap kelembaban udara, suhu udara yang menyimpang dan curah hujan yang berlebihan. Di daerah tropika, lalat rumah membutuhkan waktu 8-10 hari pada suhu 30 0C dalam satu siklus hidupnya, dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat kandang Stomoxys calsitrans siklus hidup berkisar 3-5 minggu pada kondisi optimal. Lalat ini menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar rumah di tempat yang terpapar sinar matahari. Di Indonesia, lalat hijau yang umum di daerah peternakan dan permukiman adalah Chrysomyia megacephala., dan jenis lalat hijau di ternak yang digembalakan di padang rumput adalah Chrysomyia bezziana. Agas atau Mrutu biting midges Agas termasuk Famili Ceratopogonidae, dengan 4 genus di antaranya menyerang hewan berdarah panas lainnya dan manusia. Keempat genus tersebut adalah Culicoides, Forcipomyia subgenus Lasiohelea, Austroconops dan Leptoconops, meskipun demikian Culicoides adalah yang paling mendapat perhatian utama. Di Indonesia tercatat sebanyak 100 spesies Culicoides tersebar di 19 daerah propinsi di 2 Indonesia. Spesies yang umum dijumpai antara lain adalah Culicoides fulvus, C. peregrinus, C. orientalis, C. oxystoma, C. sumatrae, C. guttifer, C. huffi, C. palpifer, dan C. parahumeralis Hadi et al., 2000. Culicoides dewasa berukuran sangat kecil mm, toraks sedikit bongkok dan menonjol ke atas kepala. Sayapnya sempit dengan sedikit venasi tanpa sisik-sisik sayap scales, bening dan berambut halus, pada beberapa spesies berbintik-bintik bertotol-totol. Ketika istirahat sayap terlipat di atas abdomen. Antenanya panjang terdiri atas 14 segmen sedangkan palpi terdiri atas 5 segmen. Bagian dorsal toraks terdapat liang humerus humeral pits. Telurnya berukuran 350-450 um, berbentuk lonjong diletakkan satu persatu. Larvanya berbentuk seperti cacing berwarna putih, mempunyai kepala, dan toraks yang terdiri dari tiga ruas, serta abdomen dengan 9 ruas. Pupanya berukuran 2-4 mm, berbentuk khas, lonjong dengan sepasang corong pernafasan di daerah toraks. Culicoides betina mengigit dan menyerang hewan pada waktu senja hari dan malam hari yang tenang, tanpa angin. Pada siang hari lalat berkerumun di dekat kolam dan rawa-rawa, serta tanah yang lembab tempat berkembang biak yang disukainya. Culicoides mengalami metamorfosis sempurna, yaitu dari telur, larva, pupa dan dewasa. Habitat telur dan larva bersifat akuatik atau semiakuatik. Telur diletakkan pada tanaman atau bahan tumbuh-tumbuhan dalam air dangkal misalnya tepi kolam dan lubang-lubang pohon, bahan-bahan yang telah membusuk seperti batang pepaya, pangkal batang pisang, dan bahkan pada lubang tempat kotoran sapi. Dalam waktu kira-kira tiga hari kemudian telur menetas menjadi larva yang halus, panjang dan berputar berbelit masuk ke dalam dasar lumpur, tempat ia makan sisa tumbuhan dengan mandibulanya yang bergerigi. Periode larva ini berlangsung selama 1-12 bulan, setelah itu berubah menjadi pupa. Lalat dewasa keluar dari pupa dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya lalat betina yang mengisap darah mikroliter, sedang yang jantan menghisap cairan tumbuh-tumbuhan. Peranan Culicoides dalam dunia kesehatan adalah sebagai penghisap darah yang sangat mengganggu dan juga sebagai vektor penular Leucocytozoonosis pada ternak unggas. Kutu Lice Kutu merupakan serangga ektoparasit obligat karena seluruh hidupnya berada pada dan tergantung pada tubuh inangnya. Oleh karena itu secara morfologi kutu ini sudah beradaptasi dengan cara hidupnya, misalnya dengan tidak memiliki sayap, sebagian besar tidak bermata, bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, bagian mulut disesuaikan untuk menusuk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yang kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan tonjolan tibia berguna untuk merayap dan memegangi bulu atau rambut inangnya. Kebanyakan ahli Amerika menempatkan kutu dalam dua ordo yaitu Anoplura dan Mallophaga, sedangkan ahli-ahli dari Inggris, Jerman dan Australia menempatkan dalam satu ordo tunggal yaitu Phthiraptera dengan sub ordo Anoplura kutu penghisap, Mallophaga kutu penggigit dan Rhynchophthirina kutu gajah. 3 Secara umum jenis-jenis kutu yang banyak menyerang hewan di Indonesia adalah Menopon gallinae, Menacanthus stramineus, Cuclotogaster heterographus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas, dan Lipeurus caponis pada ayam; Columbicola columbae pada burung merpati dang unggas liar lainnya; Heterodoxus longitarsus dan Trichodectes canis pada anjing; Felicola subrostratus pada anjing; Damalinia ovis, D. caprae, Linognathus ovillus, dan L. stenopsis pada domba dan kambing; Haematopinus eurysternus dan H. tuberculatus pada sapi dan kerbau; dan Haematomyzus elephantis pada gajah. Adapun jenis-jenis kutu yang menyerang manusia terdiri atas tiga subspesies yaitu Pediculus humanus capitis kutu kepala, P. humanus corporis kutu badan dan Phthirus pubis kutu kemaluan. Kutu kepala dan badan ternyata merupakan varietas dari satu spesies. Keduanya dapat melakukan perkawinan interbreeding, keturunannya fertil dan perbedaan morfologinya juga sedikit. Kutu mengalami metamorfosis tidak sempurna, mulai dari telur, nimfa instar pertama sampai ketiga lalu dewasa. Seluruh tahap perkembangannya secara umum berada pada inangnya. Telurnya berukuran 1–2 mm, berbentuk oval, berwarna putih dan pada beberapa jenis permukaan telur bercorak-corak dan dilengkapi dengan operkulum. Telur kutu disebut nits lingsa, Jawa, yang direkatkan pada bulu rambut inangnya dengan semacam zat semen pada bagian ujung dasar telur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor induk kutu mencapai 10–300 butir selama hidupnya. Telur menetas menjadi nimfa kutu mudasetelah 5–18 hari tergantung jenis kutu. Warna nimfa dan kutu dewasa keputih-putihan, dan makin tua umurnya makin berwarna gelap. Kutu dewasa bisa hidup 10 hari hingga beberapa bulan. Kutu Frengki lesser mealworms Alphitobius diaperinus atau lebih dikenal oleh praktisi sebagai kutu frenki tergolong ordo Coleoptera dengan ciri umum sayap depan tebal sebagai pelindung sayap belakang elitron, dan dalam keadaan istirahat, bertemu pada satu garis lurus ke mediodorsal. Pasangan sayap belakang bening, dan dilipat di bawah elitra. Bagian-bagian mulutnya disesuaikan untuk menggigit. Serangga ini mengalami metamorfosis sempurna. Kutu ini dapat mejadi hama pada peternakan ayam, banyak ditemukan di manure, gudang pakan, makanan ayam secara berkelompok dalam jumlah banyak. Frengki ini memakan tepung, beras, kedelai, dan kacang-kacangan yang lembab dan telah berjamur yang banyak terdapat di sekitar peternakan ayam.. Kutu Alphitobius diaperinus meletakkan telurnya di litter pada alas atau kolong kandang, gudang berukuran mm berwarna krem keputihan, diletakkan pada celah dan retakan di dalam manure atau litter dan akan menetas dalam waktu 3 sampai 6 hari menjadi larva. Larva beruas-ruas dan mempunyai tiga pasang kaki. Larva ini berwarna kuning sampai coklat. Larva akan menembus kayu-kayu kandang, panel, dinding dan bahkan selubung kabel, bahkan bisa berpindah ke bangunan yang ada di sekitarnya. Ketika berada di dalam kerangka kayu ini, larva banyak menimbulkan kerusakan-kerusakan. Setelah itu larva berubah menjadi pupa. Stadium pupa berlangsung 3-10 hari dan berubah menjadi dewasa. Frengki dewasa bisa hidup selama 3 bulan sampai satu tahun. Secara umum daur hidup ini sangat tergantung pada suhu, 4 waktu yang diperlukan untuk perkembangan dari telur hingga menjadi dewasa menjadi singkat dengan meningkatnya suhu. Frengki tidak akan terlihat dalam jumlah banyak sampai manure mulai menumpuk paling tida 20-24 minggu. Pinjal Flea Serangga ektoparasit ini bersifat semiobligat atau temporer, karena tidak seluruh siklus hidupnya berada pada tubuh inangnya. Hanya tahap dewasa yang menghisap darah, oleh karena itu sering dikatakan sebagai ektoparasit penghisap darah yang eksklusif. Tubuhnya berbentuk pipih bilateral dan mempunyai kakikaki yang panjang terutama kaki belakang. Pinjal tidak memiliki sayap, hal ini merupakan bentuk adaptasi untuk tinggal dan menghisap darah di antara bulu-bulu inangnya. Sampai saat ini diketahui terdapat sekitar 2500 jenis pinjal dari 239 genera. Dari jumlah ini 94% di antaranya menyerang mamalia sedangkan sisanya merupakan parasit pada burung. Ordo Siphonaptera terdiri atas beberapa famili, tetapi yang terpenting sebagai ektoparasit adalah famili Pulicidae. Dari famili ini, terdapat beberapa genus yang penting yaitu Tunga pinjal chigoe, Ctenocephalides pinjal kucing dan anjing, Echidnophaga pinjal ayam, Pulex pinjal manusia dan Xenopsylla pinjal tikus. Adapun jenis-jenis yang sering dijumpai sebagai ektoparasit utama dan menimbulkan masalah di Indonesia adalah Pulex irritans, Ctenocephalides felis, C. canis, dan Xenopsylla cheopis. Pinjal mengalami metamorfosis sempurna, yang didahului dengan telur, larva, pupa kemudian dewasa. Pinjal betina akan meninggalkan inangnya untuk meletakkan telurnya pada tempat-tempat yang dekat dengan inangnya, seperti sarang tikus, celahcelah lantai atau karpet, di antara debu dan kotoran organik, atau kadang-kadang di antara bulu-bulu inangnya. Telurnya menetas dalam waktu 2–24 hari tergantung jenis pinjal dan kondisi lingkungan. Larva pinjal sangat aktif, makan berbagai jenis bahan organik di sekitarnya termasuk feses inangnya. Larvanya terdiri atas 3-4 instar mengalami 2–3 kali pergantian kulit instar dengan waktu berkisar antara 10–21 hari. Larva instar terakhir bisa mencapai panjang 4–10 mm, setelah itu berubah menjadi pupa yang terbungkus kokon. Kondisi pupa yang berada dalam kokon seperti itu merupakan upaya perlindungan terhadap sekelilingnya. Tahap dewasa akan keluar 7–14 hari setelah terbentunya pupa. Lamanya siklus hidup pinjal dari telur hingga dewasa berkisar antara 2–3 minggu pada kondisi lingkungan yang baik. Pinjal dewasa akan menghindari cahaya, dan akan tinggal di antara rambut-rambut inang, pada pakaian atau tempat tidur manusia. Baik pinjal betina maupun yang jantan keduanya menghisap darah beberapa kali pada siang atau malam hari. Gangguan utama yang ditimbulkan oleh pinjal adalah gigitannya yang mengiritasi kulit dan cukup mengganggu. Selain itu dalam dunia kesehatan, pinjal tikus Xenopsylla cheopis berperan sebagai vektor penyakit pes sampar, yang disebabkan oleh Yersinia pestis dan Ricketssia typhi. Pinjal anjing dan kucing, Ctenocephalides canis dan C. felis berperan sebagai inang antara cacing pita Dipylidium caninum dan Hymenolepis diminuta. Pinjal C. canis dan C. felis juga merupakan inang antara cacing filaria Dipetalonema reconditum. Adapun pinjal chigoe, Tunga penetrans betina dapat bersarang pada kulit manusia atau babi, terutama pada ujung-ujung jari kaki atau di 5 bawah kukunya dan menyebabkan pembengkakan berupa nodul-nodul abses yang menyakitkan . Kutu Busuk Bed bug Kepinding atau kutu busuk termasuk serangga ektoparasit dari ordo Hemiptera, Famili Cimicidae dan jenis yang terdapat di Indonesia adalah Cimex hemipterus . Kepinding memiliki tubuh yang berbentuk oval dan pipih dorso-ventral dengan panjang sekitar 4-7 cm. Berwarna merah kecoklatan dan mengkilat, dan akan berubah menjadi coklat tua dan membengkak setelah menghisap darah. Pasangan sayap depan kepinding telah bermodifikasi menjadi tonjolan hemelitra, sedangkan sayap belakang menghilang, sehingga kepinding dikenal tidak memiliki sayap. Dalam perkembangannya, kepinding mengalami metamorfosis yang tidak sempurna yang diawali dengan tahap telur, nimfa dan kemudian dewasa. Perkembangan sejak dari tahap telur hingga dewasa membutuhkan waktu sekitar enam minggu hingga beberapa bulan tergantung temperatur dan ketersediaan bahan makanan. Kepinding jantan dan betina menghisap darah sejak dari tahap nimfa hingga dewasa, di malam hari saat ternak atau orang sedang tidur. Tanpa gangguan, kepinding dewasa dapat menghisap darah selama 10–15 menit, dan akan kembali menghisap darah setelah tiga hari. Pada siang hari, kepinding bersembunyi pada tempat-tempat yang gelap seperti celah-celah kandang atau alas kandang yang juga menjadi tempat bertelur dan menetap kutu busuk. Gangguan kepinding terhadap inang terutama akibat gigitannya untuk memperoleh darah. Pada ternak dan beberapa orang, terutama pada infestasi kepinding dalam waktu yang panjang, gigitan kepinding tidak menunjukkan gejala apapun. Sebaliknya pada orang yang belum pernah, gigitan kepinding menimbulkan reaksi gatal dan diikuti peradangan lokal, sehingga biasanya akan digaruk berulangulang. Pada keadaan ini aktifitas tidur dan lainnya menjadi terganggu. Gigitan kepinding biasanya ditandai dengan benjolan kecil keputihan dikulit yang apabila digaruk berulang-ulang akan berdarah, dan berakibat timbulnya infeksi sekunder. Lipas atau Kecoa Jenis-jenis lipas yang paling banyak terdapat di lingkungan peternakan dan permukiman di Indonesia adalah Periplaneta americana dan Blatella germanica. Lipas tergolong serangga yang tidak disukai kehadirannya oleh penghuni daerah peternakan, permukiman dan perusahaan yang berkaitan dengan industri makanan. Selain itu sifatnya yang lincah, selalu berkeliaran mencari makan kesana kemari pada malam hari nokturnal baik di rumah maupun di tempat-tempat kotor di luar rumah. Cara mencari makan demikian juga menyebarkan 6 penyakit manusia dengan meletakkan agen penyakit pada makanan, piring atau barang-barang lain yang dilaluinya. Lipas tumbuh dan berkembang dengan cara metamorfosis sederhana. Kehidupan lipas berawal dari telur, kemudian nimfa dan dewasa. Generasinya tumpang tindih, sehingga semua stadium dapat ditemukan pada setiap saat dalam satu tahun. Celah dan retakan merupakan tempat persembunyian dan perkembangbiakan yang disukainya. Betina meletakkan telurnya tidak satu persatu di alam akan tetapi sekumpulan telur 16-50 butir secara teratur di dalam satu kantung yang disebut dengan ooteka. Ooteka ini bentuknya seperti dompet, warnanya coklat sampai hitam kecoklatan. Ooteka pada setiap jenis berbeda dan bisa digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan spesies apa dalam suatu tempat. Ooteka ini diletakkan pada sudut barang/perabotan yang gelap dan lembab. Pada beberapa jenis, ootheca menempel di bagian abdomen atau dibawa kemana mana samapai saatnya menetas. Di daerah tropis telur menetas dalam periode 42-81 hari tergantung pada suhu, kelembaban lingkungan. Telur menetas menjadi nimfa yang kecil, berwarna keputih-putihan dan belum bersayap. Nimfa berkembang agak lambat, tumbuh menjadi beberapa instar, setiap instar diakhiri dengan proses menyilih ganti kulit dan berukuran semakin membesar. Jumlah instar sangat spesifik untuk setiap jenis lipas, jumlahnya bervariasi 5-13 instar sebelum menjadi lipas dewasa. Stadium ini berlangsung 6 bulan sampai dengan 3 tahun tergantung pada jenis lipas, suhu dan kelembaban lingkungan. Lipas dewasa berumur beberapa bulan bahkan sampai dengan dua tahun. Dalam stadium ini seekor betina dapat menghasilkan 4-90 ooteka. P. americana umumnya merupakan penghuni dinding bak septik dan saluran air limbah peternakan dan akan berkelana mencari makan padamalam hari. Adapun B. germanica umumnya hidup di dalam gedung hunian manusia yaitu pada celah-celah dinding dan plafon, bergerombol, tidak senang berkelana. Kehidupan bergerombol pada lipas hanya berkait dengan habitat atau tempat huninya, yaitu berupa ruang atau rongga yang lembab, tertutup dan gelap. Lipas dianggap sebagai pengganggu kesehatan karena kedekatannya dengan hewan, manusia dan umumnya berkembang biak dan mencari makan di daerah yang kotor, seperti tempat sampah, saluran pembuangan, dan septik teng. Makanan serangga ini dari makanan yang masih dimakan manusia sampai dengan kotoran manusia. Disamping itu lipas mempunyai perilaku mengeluarkan makanan yang baru dikunyah atau memuntahkan makanan dari lambungnya. Karena sifat inilah, mereka mudah menularkan penyakit pada manusia. Agen penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah berbagi jenis virus, bakteri, protozoa, cacing dan fungi cendawan. Nyamuk Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari daerah kutub sampai ke daerah tropika, dapat dijumpai pada ketinggian meter di atas permukaan laut sampai pada kedalaman meter di bawah permukaan tanah di daerah pertambangan. Nyamuk termasuk ke dalam odo Diptera, famili Culicidae, dengan 3 subfamili yaitu Toxorhynchitinae Toxorhynchites, Culicinae Aedes, Culex, Mansonia, Armigeres, dan Anophelinae Anopheles. Nyamuk di 7 Indonesia terdiri atas 457 spesies, diantaranya 80 spesies Anopheles, 125 Aedes, 82 Culex, 8 Mansonia, sedangkan sisanya tidak termasuk begitu mengganggu O’Connor dan Sopa, 1981. Beberapa contoh jenis nyamuk yang terdapat di Indonesia adalah nyamuk malaria seperti Anopheles aconitus, An. sundaicus, An. maculatus, An. vagus, An kochi, dan An. barbirostris; nyamuk demam berdarah seperti Aedes aegypti dan nyamuk rumah seperti Culex quinquefasciatus, nyamuk rawa-rawa seperti Mansonia uniformes, nyamuk kebun, Armigeres subalbatus dan nyamuk gajah seperti Toxorhynchites amboinensis. Di dalam siklus hidupnya, nyamuk mengalami metamorfosis sempurna holometabola yaitu telur, larva jentik, pupa dan dewasa. Larva dan pupa memerlukan air untuk kehidupannya, sedangkan telur pada beberapa spesies seperti Aedes aegypti dapat tahan hidup dalam waktu lama tanpa air, meskipun harus tetap dalam lingkungan yang lembab. Nyamuk merupakan serangga yang sangat sukses memanfaatkan air lingkungan, termasuk air alami dan air sumber buatan yang sifatnya permanen maupun temporer. Danau, aliran air, kolam, air payau, bendungan, saluran irigasi, air bebatuan, septik teng, selokan, kaleng bekas dan lain lain dapat berperan sebagai tempat bertelur dan tempat perkembangan larva nyamuk. Nyamuk dewasa bisa tinggal di sekitar tempat perindukannya, tapi bisa juga terbang beberapa kilometer, tergantung spesies dan faktor lain. Nyamuk yang berada di sekeliling rumah seperti Culex quinquefasciatus, Ae. aegypti dan Ae. albopictus, tumbuh dan berkembang dalam genangan air di sekitar kediaman kita. Telur yang diletakkan di dalam air akan menetas dalam waktu satu sampai tiga hari pada suhu 30OC, tetapi membutuhkan 7 hari pada 16 OC. Larva mengalami 4 kali pergantian kulit instar dan segera berubah menjadi pupa. Bentuk pupa yaitu fase tanpa makan dan sangat sensitif terhadap pergerakan air, sangat aktif jungkir balik di air. Pupa menjadi dewasa di atas permukaan air yang tenang. Stadium ini hanya berlangsung dalam waktu 2-3 hari, tetapi dapat diperpanjang sampai 10 hari pada suhu rendah; di bawah suhu 10 OC tidak ada perkembangan. Waktu menetas ekslosi, kulit pupa tersobek oleh gelembung udara dan oleh kegiatan bentuk dewasa yang melepaskan diri. Siklus hidup bisa lengkap dalam waktu satu mingggu atau lebih tergantung suhu, makanan, spesies dan faktor lain. Nyamuk dewasa jantan umumnya hanya tahan hidup selama 6 sampai 7 hari, sangat singkat hidupnya dan makanannya adalah cairan tumbuhan atau nektar, sedangkan yang betina dapat mencapai 2 minggu lebih di alam dan bisa menghisap darah berbagai jenis hewan atau manusia. Nyamuk ini selain menjadi pengganggu karena gigitannya yang menimbulkan kegatalan pada hewan dan menularkan penyakit malaria unggas yang disebabkan oleh Plasmodium gallinaceum, cacing jantung anjing Dirofilaria immitis, bovine ephemeral virus, dan lain-lain. Caplak Keras Hard Tick Caplak Keras termasuk Kelas Arachnida, Famili Ixodidae. Tubuh caplak keras bentuknya bulat telur dan mempunyai kulit integumen yang liat dan mempunyai 4 pasang kaki.. Bagian dorsal caplak ini mempunyai skutum atau perisai yang menutupi seluruh bidang dorsal tubuh pada caplak jantan, sedangkan pada yang betina skutum hanya menutupi sepertiga bagian tubuh anterior tubuh. Oleh karena 8 itu tubuh caplak betina dapat berkembang lebih besar dari pada yang jantan setelah menghisap darah. Matanya baik pada yang jantan maupun betina terletak pada sisi lateral skutum. Caplak keras sering ditemukan pada hewan-hewan domestik seperti sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, anjing, kucing, dan unggas di berbagai wilayah di Indonesia. Jenis-jenis tersebut adalah Amblyomma testudinarium, Boophilus microplus, Haemaphysalis bispinosa, H. cornigera, H. hystricis, H. papuana, H. wellingtoni, Rhipicephalus haemaphysaloides, R. sanguineus, dan Dermacentor auratus. Daur hidupnya diawali dari telur yang diletakkan induknya di tanah. Caplak dewasa setelah kawin akan menghisap darah sampai kenyang, lalu jatuh ke tanah dan disinilah ia bertelur. Larva yang baru menetas segera akan mencari inangnya dengan pertolongan benda-benda sekitarnya serta bantuan alat olfaktoriusnya. Setelah mendapatkan inangnya, ia akan menghisap darah inang hingga kenyang enggorged lalu akan jatuh ke tanah atau tetap tinggal pada tubuh inang tersebut dan segera berganti kulit molting menjadi nimfa. Nimfa menghisap darah kembali, setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan molting menjadi caplak dewasa. Satu siklus daur hidup berkisar antara 6 minggu sampai tiga tahun. Yang dewasa dapat bertelur sekitar 100 - butir/caplak. Caplak sangat tahan terhadap perubahan fisik misalnya terendam air, kekeringan atau ketidakadaan makanan dalam waktu berbulan-bulan. Berdasarkan jumlah inang yang diperlukan caplak dalam melengkapi satu siklus daur hidupnya dikenal istilah caplak berumah satu, berumah dua dan berumah tiga. Caplak berumah satu yaitu semua stadiumnya larva, nimfa dan dewasa tinggal dalam satu inang yang sama, begitu pula proses pergantian kulit molting dan perkawinan. Setelah caplak dewasa kenyang darah barulah ia menjatuhkan diri dan bertelur di tanah, contohnya caplak sapi Boophilus microplus. Caplak berumah dua yaitu larva dan nimfa tinggal dalam satu inang sedangkan dewasa tinggal dalam inang yang lain, jadi dalam melengkapi siklus hidupnya caplak memerlukan dua inang. Contohnya Haemaphysalis. Caplak berumah tiga yaitu setiap stadium larva, nimfa dan dewasa masingmasing memerlukan inang yang berbeda. Larva berada pada inang pertama sampai kenyang menghisap darah, setelah jatuh dan berganti kulit menjadi nimfa segera mencari inang kedua. Nimfa yang kenyang darah akan menjatuhkan diri dan berkembang menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa makan dan kawin pada inang ketiga. Contohnya Amblyomma. Selain sebagai pengganggu, caplak juga merupakan penghisap darah yang ganas sehingga inang yang terserang menjadi anemia dan teriritasi. Garukan yang hebat dapat menimbulkan infeksi sekunder oleh bakteri. Beberapa jenis caplak keras berperan sebagai vektor berbagai penyakit, beberapa jenis caplak ini juga menghasilkan toksin ixovotoxin yang mempengaruhi susunan syaraf pusat dan neuromuscular junction sehingga menimbulkan kelumpuhan tick paralysis. Caplak dapat menularkan penyakit melalui dua cara yaitu secara transtadial dan trasovarial. Secara transtadial artinya setiap stadium caplak baik larva, nimfa maupun dewasa mampu menjadi penular patogen, sedangkan secara transovarial artinya caplak dewasa betina yang terinfeksi patogen akan dapat menularkannya pada generasi berikutnya melalui sel-sel telur. 9 Caplak Lunak Soft tick Caplak lunak termasuk kedalam Ordo Parasitiformes, Famili Argasidae Jenis yang paling banyak dijumpai adalah Argas persicus dan A. robertsi. Caplak lunak ini tersebar di Eropa, Asia dan beberapa negara di Afrika. Argas persicus dan A. robertsi merupakan ektoparasit ayam, kalkun, burung merpati, angsa, burung kenari, burung unta dan juga dapat menggigit manusia. Argas robertsi adalah jenis caplak lunak yang banyak dijumpai pada ayam di Indonesia. Caplak ini yang dewasa berukuran 4-10 x mm dan bentuknya oval, bagian depan lebih sempit daripada posterior. Bagian pinggiran tubuhnya tajam. Caplak kenyang darah mempunyai warna kebiru-biruan, sedang yang belum makan darah berwarna coklat kekuningan dan saluran usus yang berwarna hitam tampak dari luar. Seperti halnya Argasidae yang lain, perbedaan jantan dan betina caplak ini sedikit sekali. Perbedaan kelamin hanya bisa dilihat pada bentuk lubang genital yang letaknya di bagian anterior permukaan ventral yaitu yang jantan lebih besar daripada yang betina. Larva caplak lunak ini bentuknya bulat dan akan menjadi gendut bila kenyang darah, demikian pula halnya nimfa dan yang dewasanya. Berbeda dengan Ixodidae, caplak lunak hanya menyerang inangnya bila menghisap darah. Argasidae adalah caplak yang senang hidup di sarang inangnya. Caplak lunak ini yang betina bertelur di celah-celah kandang ayam, liang-liang tanah, retakan-retakan bangunan atau di bawah celah-celah pohon yang terlindung. Bentuk telurnya kecil, bulat, coklat dan diletakkan dalam kelompok yang terdiri atas 20-200 butir. Larva menetas setelah 3 minggu atau lebih. Larva akan mencari inangnya sendiri, seringkali menempel pada sayap dan kenyang darah dalam waktu 7 hari. Stadia nimfa pada Argasidae berganti kulit beberapa kali, bisa 8 kali maksimal. Argas robertsi memiliki dua tahap nimfa yang masing-masing perlu waktu dua minggu dan kenyang darah. Nimfa dan dewasa bersembunyi di tempat terlindung dan akan menyerang inangnya pada malam hari, makan darah selama kira-kira dua jam. Yang dewasa makan sebulan sekali atau lebih, dan yang betina akan bertelur setiap setelah makan. Larva dapat hidup tanpa makan selama kira-kira tiga bulan. Nimfa dan dewasa dapat bertahan tanpa makan selama kira-kira lima tahun. Caplak ini sangat mengganggu inangnya sehingga ia tidak dapat tidur atau istirahat sepanjang malam. Infestasi caplak yang tinggi dapat menimbulkan anemia, penurunan produksi telur dan daging. Tungau Mites Tungau termasuk ke dalam Ordo Acariformes, merupakan ektoparasit yang kecil kurang dari 1 mm dan hampir tidak kasat mata. Kebanyakan tungau hidup bebas di alam free living sedangkan yang hidup sebagai ektoparasit hanya beberapa jenis saja. Jenis-jenis yang paling banyak dijumpai di Indonesia antara lain adalah Sarcoptes scabiei penyebab kudis pada manusia dan hewan Psoroptes ovis pada domba, Otodectes cynotis penyebab otitis pada anjing, Knemidocoptes mutans pada unggas, Demodex canis pada 10 anjing, dan Ornitonyssus bursa pada unggas. Tungau yang banyak menyerang ayam kampung di Indonesia adalah Ornithonyssus bursa Tahap awal kehidupan tungau dimulai dari telur. Seekor tungau mampu menghasilkan beberapa ratus sampai ribuan telur. Telur akan berubah menjadi larva yang mempunyai tiga pasang tungkai. Periode larva dapat bertindak sebagai ektoparasit. Setelah kenyang menghisap darah segera berganti kulit molting menjadi nimfa. Tahap nimfanya sangat panjang dan dapat dibagi menjadi protonimfa, deutonimfa dan tritonimfa. Bentuk deutonimfa tungau Astigmata bentuknya berbeda dengan tungau yang lain dan juga perilakunya. Tahap ini dikenal dengan hypopus dan sangat tahan terhadap perubahan lingkungan. Ia mempunyai alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada serangga lain atau benda-benda di sekitar kandang. Pada tahap ini tungau tidak makan. Bentuk nimfa sudah mirip dengan yang dewasa tetapi alat kelaminnya belum berkembang. Ornithonyssus bursa banyak ditemukan pada ayam, unggas lainnya, terutama saat mengeram. Tungau ini terutama tersebar pada bulu-bulu sayap dan juga bagian tubuh lainnya. Telurnya akan menetas dalam waktu tiga hari, dan menyebar menjadi larva dengan tiga pasang tungkai. Stadium larva ini tidak menghisap darah tetapi berganti kulit dalam waktu sekitar 17 jam menjadi protonimfa yang mulai menghisap darah unggas. Setelah satu sampai dua hari berganti kulit lagi menjadi deutonimfa yang menghisap darah dan kemudian menjadi dewasa. Tungau ini tidak hanya mengganggu unggas tetapi dapat juga menyerang manusia yang berada di sekitarnya. Pengendalian Hama pada Hewan Ternak Pada prinsipnya hama tidak dapat diberantas habis, kecuali di dalam suatu lokasi yang amat terbatas dan benar-benar terisolasi dari populasi-populasi lainnya. Oleh karena itu tidak digunakan istilah pemberantasan melainkan pengendalian hama. Jadi selama lapangan atau areal yang kita hadapi masih berupa lingkungan yang mempunyai hubungan bebas secara fisik, biologis serta sosial-ekonomis dengan lingkungan di sekitarnya, maka prinsip pengendalian adalah hanya menekan populasi hama sampai ke tingkat yang tidak membahayakan, tidak merugikan atau tidak merupakan gangguan bagi manusia. Cara-cara pengendalian hama pada hewan ternak dapt dilakukan secara fisik/ mekanik pengelolaan lingkungan, kimia insektisida, agen biotik musuh alami dan paduan dari cara-cara tersebut pengendalian terpadu. Cara-cara tersebut dapat dilakukan sepanjang hasilnya dapat efektif dan efisien tertuju kepada stadium hama yang paling rawan terhadap tindakan itu, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan biaya terlalu besar, aman bagi manusia maupun makhluk bukan sasaran, serta dapat diterima oleh kalangan masyarakat. Selain itu perlu diingat bahwa bahwa tindakan ini tidak mengganggu kelestarian dan keseimbangan alam lingkungan yang bersangkutan, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemilihan cara pengendalian harus disesuaikan dengan spesies hama yang akan ditindak serta dengan situasi dan kondisi setempat. Sebagai contoh untuk suatu kandang ternak di lokasi lokasi tertentu akan lebih mudah dan efektif apabila yang dijadikan sasaran adalah stadium pradewasanya, misalnya jentik nyamuk atau belatung lalat. Untuk lokasi lainnya, mungkin hanya dewasanya saja atau keduaduanya dapat ditindak sekaligus ataupun bergantian. Tindakan sanitasi lingkungan 11 serta pemasangan barier fisik seperti kawat kasa mungkin lebih tepat bagi peternakan tertentu. Urutan langkah pengendalian yang ideal adalah sebagai berikut 1. Mengetahui identitas hama sasaran. Apakah hama yang akan dikendalikan, lalat, tungau, atau kutu dari jenis apa? 2. Mengetahui sifat dan cara hidup bioekologi hama sasaran. Bagaimana daur hidup, habitat, waktu dan perilaku makan, waktu dan perilaku beristirahat, jarak terbang atau pemencarannya? Informasi ini penting untuk bahan penyusunan strategi pengendalian. Sebagai contoh habitat lalat pradewasa adalah tumpukan kotoran hewan, sampah, dan tempat-tempat pembusukan lainnya, maka sasaran pengendaliannya adalah dengan menghilangkan habitat yang disukai lalat. 3. Memilih alternatif cara pengendalian. Apakah cara-cara selain penggunaan pestisida bisa dilakukan? Ataukan harus digunakan pestisida? Andaikan ada cara lain diterapkan lalu, diselang-seling dengan penggunaan pestisida dapat dilakukan? Untuk menjawab hal ini perlu monitoring populasi hama secara terus menerus, sehingga dapat dipilih apakah perlu menggunakan pestisida ataukah cukup dengan pengelolaan lingkungan atau keduanya. 4. Memilih pestisida. Apabila keadaan mengharuskan penggunaan pestisida, maka yang harus diingat adalah kemungkinan terjadinya berbagai akibat samping seperti kemungkinan keracunan langsung pada ternak dan makhluk bukan-sasaran lainnya, pencemaran dan timbulnya resistensi pada populasi hama serangga sasaran setelah beberapa generasi. Golongan pestisida bermacam-macam dan masing-masing mempunyai target kerja terhadap serangga yang berbeda. Penggunaan yang terus menerus tidak terkendali dapat menimbulkan resistensi dan mengganngu ekosistem alam. Contoh insektisida yang saat ini banyak digunakan adalah golongan piretroid sintetik seperti sipermetrin, bifentrin, permetrin dll. 5. Menentukan cara aplikasinya. Bagaimana cara aplikasi juga merupakan satu persoalan yang krusial. Di mana dilakukannya, kapan waktunya, dengan cara apa, formulasi mana yang paling tepat, serta siapa yang akan melakukannya. Cara-cara aplikasi yang dapat dilakukan untuk hama penggannggu di peternakan dan permukiman adalah space spraying penyemrotan ruang, residual spraying penyemprotan permukaan, baiting pengumpanan atau fumigasi. Sebagai contoh pada aplikasi space spray , waktu merupakan hal yang sangat penting. Karena bersifat nonresidual, maka penyemprotan harus dilakukan pada saat serangga sasaran dalam keadaan aktif. Jadi, kalau melihat pertimbangan-pertimbangan di atas maka pengendalian hama itu sebenarnya memerlukan latar belakang pengetahuan yang luas, tidak sekedar menyemprot tanpa tanggung jawab. Apabila urutan langkah ini dijalankan maka pengendalian hama akan terlaksana secara konsepsional sesuai dengan program integrated pest management. Masalah hama di lingkungan peternakan dan permukiman sesungguhnya merupakan hasil rekayasa manusia pemukimnya sendiri, dengan menyediakan tempattempat untuk perkembang-biakan, mencari makan dan untuk berisitirahat dan berlindung. Beberapa jenis serangga tertentu seperti lalat dan kecoa telah mengadaptasikan diri dengan kehidupan hean ternak dan manusia di lingkungan permukimannya. Oleh karena itu, cara pengendalian hama peternakan dan 12 permukiman yang paling tepat adalah menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya, agar tidak dapat digunakan sebagai tempat berkembang biak, tempat mencari makan atau tempat berlindung dan bersembunyi. Ketika populasi hama sudah mencapai tingkat mengganggu, merugikan atau bahkan membahayakan terhadap ternak dan orang yang tinggal di sekitarnya, maka perlu ditindak dengan menggunakan pestisida tapi dengan penuh kehati-hatian. Daftar Pustaka Anastos, G. 1950. The scutate ticks, or Ixodidae, of Indonesia. Entomologica Americana. 30 1-144. Beck, J. W. & Davies. 1981. Medical Parasitology. The Mosby Company. St. Louis, Toronto, London viii + 355 hlm. Freeman, P. 1973b. Ceratopogonidae biting midges, sand flies, punkies. Dalam Smith ed.. Insects and other arthropods of medical importance. British Museum of Natural History, London 181-187. Hadi, 1999b. Telaah nyamuk dalam hubungannya sebagai vektor potensial Dirofilariasis pada anjing di Bogor. Maj. Parasitol. Ind. 121-2 24-38. Hadi, S. Soviana, & Sigit. 2000. Telaah taksonomi dan penyebaran geografik Culicoides Diptera Ceratopogonidae di Indonesia. Laporan Akhir Penelitian Dasar Perguruan Tinggi, Institut Pertanian Bogor viii + 71 hlm. Harwood, R. F. & James. 1979. Entomology in human and animal health. 7th Ed. Macmillan Publ. Co. In. New York. USA vi + 548 hlm. Kettle, D. S. 1984. Medical and veterinary entomology. Cromm Helm Ltd., London, Sydney 658 hlm. Kim, & Ludwig. 1978. The family classification of the Anoplura. Syst. Entomol. 3 249-284. Krantz, 1978. A manual of acarology. 2nd Ed. Oregon State University, Book Stores Inc. Corvallis, Oregon 509 hlm. Singgih H. Masalah Hama Permukiman dan falsafah dasar pengendaliannya. Materi Kursus Reguler Pengenalan dan Pengendalian Hama Permukiman Peringkat Instar 1, Bogor 8-10 Maret 2005 Soulsby, E. J. L. 1982. Helminths, arthropods and protozoa of domesticated animal. 7th Ed. The English Language Book Society, Bailliere Tindall, London xi + 809 hlm. 13
1Pakan Kenari Untuk Burung Dewasa (4 bulan keatas) - Pakan : Bijian pada umumnya - Vitamin : Tiap hari baik, diberi jeda juga gak masalah, asalkan sesuai dosisnya dan burung dalam kondisi sehat. - EF : Sayur/buah/telur, lebih bagus diselang-seling tiap hari.
Apakah kamu sedang mencari cara membasti kutu pakan ternak? Bila iya, maka kamu telah membaca artikel yang tepat. Berikut ini saya akan sharing tentang bagaimana membasmi kutu pakan ternak merupakan bahan yang berasal dari tanaman maupun hewan yang bisa dimakan, dicerna, dan digunakan untuk hewan ternak, baik berupa bahan olahan maupun yang belum diolah. Semua bahan pakan ternak yang diolah biasanya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu cair dan kering. Untuk pakan ternak bahan kering, biasanya ada dua tipe bahan yang bisa dipilih, yaitu organik dan anorganik. Bahan organik, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan, bahan anorganik berupa Pakan Ternak yang Sangat MenggangguSalah satu momok yang paling mengganggu sebagian besar pengusaha peternakan adalah serangan kutu penyimpanan pakan ternak. Kemunculan hama atau kutu pakan ternak ini memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kerusakan pakan ternak, baik dalam bentuk kerusakan fisik maupun kandungan zatnya. Sehingga, semua ini dapat menurunkan kualitas pakan ternak yang seringkali distok oleh para Munculnya Kutu Pakan TernakKetika pakan ternak disimpan asal-asalan dan tidak mementingkan cara penyimpanan dengan baik, maka bukan tidak mungkin serangga dan kutu-kutu ini mengambil dan memakan zat makanan dari biji-bijian atau bahan baku pakan ternak lainnya yang menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung bahan. Serangga dan kutu-kutu yang muncul ini juga dapat memindahkan spora jamur ke pakan ternak yang bisa merusak kualitas pakan. Kontaminasi jamur atau kapang ini juga bisa menghasilkan mikotoksin yang sangat berbahaya jika dikonsumsi hewan ternak, pun Kutu Pakan Ternak yang MenggangguIstilah kutu atau kumbang yang kerap disebut kutu frenky atau kutu frangky ini biasa diberikan pada serangga kecil dari ordo Coleptera dengan nama ilmiah Alphitobius diaperinus. Kutu pakan ternak ini merupakan salah satu hama yang sering ditemukan di peternakan unggas khususnya ayam, lebih tepatnya di gudang pakan ayam atau pakan ternak dalam jumlah banyak. Kutu ini dapat memakan beras, tepung, maupun kedelai yang telah berjamur dan lembap di area peternakan ayam dan sangat mengganggu habitat ayam itu Hidup Kutu Pakan TernakLayaknya serangga pada umumnya, kumbang hitam dark beetle atau kutu frenky kutu frengki ini memiliki siklus hidup dari telur, larva, pupa menjadi serangga Telur Kutu frengki berkembang biak dengan cara bertelur. Kutu ini bertelur pada gudang pakan ayam atau pakan ternak dan juga di alas atau kolong kandang. Karena ukuran serangga ini kecil, ukuran telurnya pun kecil yaitu hanya sekitar 1,5 mm yang berwarna krem putih. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan di tempat yang tersembunyi seperti retakan atau pecahan. Dari stadium telur sampai menetas menjadi larva, diperlukan waktu yang tidak lama yaitu 3 – 6 LarvaSetelah telur pecah, larva kutu frengky akan berpindah tempat. Fase ini yang paling merusak karena larva kutu frengky tersebut dapat menembus kayu kandang, panel, plastik kabel, bahkan dapat pindah ke bangunan lain yang ada di sekitarnya. Larva kumbang satu ini berwarna kuning sampai coklat dengan tubuh yang memiliki banyak ruas dan tiga pasang kaki. 3. PupaSerangga berjenis kutu ini juga menjalani stadia larva selama kurang lebih 7 – 40 hari sebelum berubah menjadi stadia pupa. Pupa akan mengubah larva menjadi serangga dewasa dalam waktu singkat berkisar 3 – 10 hari. 4. Serangga dewasaKutu frengki dewasa memiliki masa hidup yang cukup lama, yaitu antara 3 sampai 12 bulan, tergantung dari lingkungan tempat hidupnya terutama suhu. Faktor suhu yang tinggi membuat perkembangan stadia kutu frengki menjadi semakin singkat. Populasi atau jumlah kutu ini biasanya tidak akan terlihat banyak sampai kotoran hewan atau manure menumpuk setidaknya 20 – 24 yang Ditimbulkan dari Kutu Pakan TernakSelain merugikan karena dapat menurunkan kualitas pakan ternak dan juga merusak kandang ternak, keberadaan kutu frenky di peternakan unggas khususnya ayam juga perlu diwaspadai karena serangga ini merupakan pembawa penyakit atau vektor, yaitu penyakit inclusy body hepatitis IBH. Penyakit IBH ini biasa menyerang ayam broiler komersial yaitu pada ayam muda sejak berumur 15 hari. Variasi gejala yang timbul mulai dari kelemahan umum seperti tidak nafsu makan, demam, tremor, depresi variatif, feses berwarna putih, hingga yang terparah kematian. Penyakit IBH ini sangat merugikan karena berpotensi moralitas atau kematian ternak yang tinggi hingga mencapai 10%. Ternak yang terkena penyakit ini biasanya mengalami kematian pada umur sekitar 20 – 25 hari. Penyakit ini dapat diatasi dengan memutus siklus hidup kutu frenky sebagai vektor pembawa penyakit. Cara Pencegahan dan Upaya Pengendalian Perkembangan kutu frenky di peternakan dapat dicegah dengan memasang insulasi atau lapisan atas yang kuat, profil dinding kandang yang halus, serta menjaga kebersihan kandang dengan menyingkirkan kotoran ayam ke luar untuk kebersihan kandang juga termasuk dalam langkah pengendalian kutu frenky. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya pengendalian hama tersebut1. MonitoringCara pertama yang perlu dilakukan dalam proses pengendalian kutu frenky adalah monitoring atau pengawasan. Langkah ini memang tidak langsung memberikan hasil nyata dalam mengurangi populasi hama. Namun, monitoring sangat penting untuk dilakukan karena dari langkah inilah populasi hama dan perkembangannya dapat diketahui. Bila perlu, pinggir kandang dibeton selebar 2 m untuk memudahkan proses monitoring. Dari proses ini, cara pengendalian yang efektif dan tepat dapat ditentukan. 2. Menjaga kebersihanKutu frenky gemar tinggal di lingkungan yang lembap. Oleh karena itulah kebersihan kandang dan area peternakan wajib dijaga, termasuk kebersihan teras kandang. Pemotongan rumput perlu dilakukan secara rutin dan kebersihan ruang penyimpanan atau gudang pakan juga harus dijaga. Sekam basah bekas alas kandang serta kotoran ternak juga harus dibersihkan secara rutin agar tidak mengundang penyakit dan menjadi tempat berkembang biak bagi kutu frenky maupun serangga lain seperti beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh para peternak untuk mengurangi resiko kerusakan akibat serangan kutu penyimpanan pakan ternak, yaitu salah satunya dengan cara memperbaiki manajemen penyimpanan. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan kutu pada penyimpanan pakan ternakPastikan suhu gudang ada di kisaran 30C - 34C dengan kelembapan tak lebih dari 70% dan usahakan berventilasi. Hindarkan pula gudang dari panas sinar matahari langsung, serta hujan dan bahan dinding gudang yang baik, sehingga minim retakan. Sebab, rertakan bisa mencadi tempat bersarangnya kutu dan serangga pengganggu pakan ternak menaruh produk langsung di lantai. Gunakan pallet untuk menaruh jarak antara dinding dengan produk, setidaknya 50 cm, agar lebih mudah dalam melakukan pembersihan ruangan gudang. Beri jarak juga antar pallet satu dengan yang Perawatan sanitasi Perawatan sanitasi sekeliling gudang dengan Obat Insektisida Cair atau Fumigasi pakan ternak dengan obat fumigant kutu frenky yang paling efektif dan efisien adalah dengan menggunakan insektisida. Tentunya, pengendalian ini hanya dapat dilakukan apabila populasi hama tersebut sudah banyak dan sulit dikendalikan dengan cara lainnya. Untuk mengendalikan kutu frenky, masa yang tepat adalah selama masa istirahat kandang, yaitu setelah panen terakhir, sebelum DOC datang. Dibutuhkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan setiap fase dari hama ini. Artinya, proses penyemprotan pun harus dilakukan pada waktu yang tepat. Untuk video pengaplikasian Silogud, dapat disaksikan di link sebagai berikut yang dapat digunakan untuk mengendalikan kutu frenky adalah Silogud 250 EC yang akan memastikan kutu pada pakan ternak hilang seketika. Apabila pola pemeliharaan ternak yang dilakukan tepat serta dengan pengaturan waktu panen, pengendalian kutu frenky dapat dilakukan saat panen terakhir, yaitu dengan mengaplikasikan fumigasi dengan obat fumigan Fumiphos yang berbentuk menyebarkannya di sekitar palet yang berisi tumpukan pakan ternak yang telah ditutup plastik sungkup khusus fumigasi. Selama 3 x 24 jam, biarkan bahan kimia tersebut kontak dengan serangga kemudian baru dilakukan pengedukan kotoran ternak dan pencucian kandang. Hindari melakukan pencucian kandang langsung setelah aplikasi Fumiphos karena dapat menurunkan bahkan menghilangkan efektifitas kinerja bahan aktif. Biarkan bahan tersebut selama 3 – 4 hari untuk memastikan semua serangga mati dan tidak mengancam pakan ternak yang disimpan pada gudang. Kamu tidak perlu khawatir terkait dampak penggunakan Fumiphos terhadap pakan ternak. Selama dilakukan dengan baik dan benar, senyawa aktif Fumiphos tidak akan mencemari pakan ternak tersebut.
Kandangjangkrik sebaiknya dibuat menyerupai habitat aslinya di alam. Untuk itu berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyiapkannya: 1. Kondisi lokasi kandang budidaya jangkrik. kandang jangkrik. Lokasi budidaya sebaiknya berada dalam kondisi yang sunyi, tenang, dan teduh serta mendapat sirkulasi udara yang baik sehingga suhu
Menuruthasil pemantauan dilapangan dan pengalaman peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek.
Desinfektan adalah cairan kimia pembasmi kuman. Cek merk desinfektan terbaik yang ampuh hilangkan virus dan bakteri di kandang hewan! Banyaknya virus yang ada di muka Bumi ini mengharuskan kita untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Seperti salah satunya membersihkan kandang hewan secara rutin. Memiliki hewan peliharaan bukan hanya mengharuskan kita untuk merawat hewan dan memberikan asupan baik pada hewan. Melainkan, kita juga harus membersihkan kandang hewan tersebut agar terhindar dari kuman berbahaya penyebab penyakit. Virus yang terdapat pada kandang hewan bisa berbahaya bagi hewan itu sendiri dan bahkan bagi manusia. Seperti contoh kurang bersihnya kandang kucing di rumah, bisa menyebabkan terjangkitnya virus toksoplasma pada manusia. Agar memaksimalkan kegiatan pembersihan kandang hewan, disarankan kamu menggunakan cairan pembersih kandang disinfektan. Untuk itu, berikut adalah merk cairan disinfektan kandang yang ampuh untuk hilangkan virus pada kandang hewan! Promo produk wajib punya untuk cegah virus corona! Baca Juga Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan yang Perlu Kamu Ketahui 1. Mefisto Mefisto DesinfektanSumber Tokopedia Mefisto desinfektan adalah cairan dengan kombinasi quaternary ammonium dan glutaraldehyde. Desinfektan ini memiliki aktivitas virusidal, bakterisidal, algisidal, dan fungsidal. Cairan ini tidak terkontaminasi dengan bahan organik dan juga air sadah. Terkandung dengan permethrine dengan insektidal yang tinggi. Sangat baik untuk membasmi nyamuk, lalat, kutu, serta insekta lainnya dengan kinerja yang cepat dan efektif. 2. Dalmat 50 EC Dalmat 50 EC DesinfektanSumber Tokopedia Cairan desinfektan satu ini tergolong paling dicari. Dalmat 50 EC desinfektan adalah cairan kimia khusus dengan kandungan bahan aktif Deltamethrin. Memiliki kegunaan untuk membasmi ulat, lalat, tungau kutu, belatung, dan caplak. Kandungan aktif Deltamethrin merupakan salah satu insektisida yang paling banyak digunakan dalma keperluan ternak dan lingkungan. Pada kemasan Dalmat 50 EC ini memiliki komposisi Deltmethrin 50g dan Zat pengisi 1 Liter. Rentang Harga Dalmat 50 EC – Dalmat 50 EC Desinfektan Selengkapnya 3. Rodalon Rodalon DesinfektanSumber Tokopedia Rodalon Antiseptic aman untuk digunakan selama kamu mengikuti aturan pakainya, tanpa menyebabkan iritasi pada hewan dan manusia. Memiliki larutan yang tidak berwarna sehingga tidak meninggalkan noda pada pakaian atau alat ternak lainnya. Rodalon cairan desinfektan ini berbau harum sehingga dapat menghilangkan bau kandang yang tidak sedap. Cairan desinfektan ini terbuat dari bahan-bahan yang sudah dikenal di seluruh Eropa, Australia dan Inggris. Dinyatakan sebagai Tropical Anti Septic, Disinfectant-Detergent. Sehingga berguna untuk mengatasi bacterial, fungi dan lainnya. Rentang Harga Rodalon Desinfektan – Rodalon Desinfektan Selengkapnya Asepto DesinfektanSumber Tokopedia 4. Asepto Cairan desinfektan Asepto ini juga ampuh membasmi kuman dan bakteri pada kandang hewan. Terlebih untuk kandang burung dan ternak lainnya, dipercaya ampuh dalam menangkal virus flu burung. Kamu cukup semprot cairan pada bagian dalam dan luar kandang, maka cairannya akan bekerja secara efektif. Rentang Harga Asepto Desinfektan – Asepto Desinfektan Selengkapny BACA JUGA Sabun Antiseptik Terbaik yang Ampuh Bunuh Kuman di Tubuh 5. TH4 Desinfektan TH4 DesinfektanSumber Kalbe Kandungan yang ada pada TH4 desinfektan merupakan kombinasi 4 quaternary ammonium, glutaraldehyde dan 2 turunan terpine. Kandungan tersebut membuat TH4+ dapat bekerja dan berfungsi sebagai virusidal, bakterisidal, dan fungsidal yang ampuh dan efektif. Kombinasi kandungan cairan desinfektan ini memiliki spaktrum yang luas sehingga sangat efektif. TH4 desinfektan adalah cairan yang efektif dalam membasmi bakteri pada peternakan, fasilitas umum, industri makanan, dan lain sebagainya. Penggunaannya bisa dengan cara dipping, spraying, dan thermofogging setelah dilarutkan ke dalam air. Tersedia dalam kemasan botol 100ml dan 1 Liter. Juga dalam kemasan jerigen 25 Liter dan jerigen 200 Liter. Rentang Harga TH4 Desinfektan – TH4 Desinfektan Selengkapnya Biodes DesinfektanSumber Tokopedia 6. Biodes 100 Biodes 100 merupakan cairan desinfektan dengan kandungan Benzalkonium Klorida 12% yang mampun membasmi bakteri dan kuman. Biodes 100 ini merupakan cairan desinfektan yang harum dan larut ke dalam air yang mampu membasmi renik, virus, jamur, dan bakteri penyebab Harga Biodes 100 Desinfektan – Biodes 100 Desinfektan Selengkapnya 7. Virkon Virkon DesinfektanSumber SHS International Cairan desinfektan Virkon memiliki kinerja yang efektif dan ampuh dalam membunuh semua mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan jamur. Produk ini memiliki aksi residual yang lama dan tidak terkontaminasi dengan cairan atau bahan organik. Virkon sudah diuji secara internasional, aman untuk manusia dan hewan serta peralatan dan lingkungan. Tidak beracun dan tidak membuat iritasi. Tersedia dalam kemasan dan 10kg. Komposisi Senyawa Peroxigen dan asam organik, surfaktan, dan sistem buffer inorganik. Rentang Harga Virkon Desinfektan – Virkon Desinfektan Selengkapnya BACA JUGA Rekomendasi Merk Hand Sanitizer Terbaik untuk Basmi Virus Mengetahui beberapa brand dari cairan desinfektan menjadikanmu memiliki beberap referensi dalam memilihnya. Mulai sekarang kita sudah harus benar-benar memperhatikan kebersihan lingkungan, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, termasuk membersihkan kandang hewan. Mempermudahmu dalam beli cairan desinfektan, kamu bisa beli secara online. Sesuaikan indikasi, komposisi, manfaat, dan ukuran kemasan desinfektan. Mulai dari kemasan desinfektan spray, drum, dan lainnya sesuai dengan kebutuhanmu. Bagi kamu yang membutuhkan jasa penyemprotan disinfektan profesional untuk tempat tinggal maupun kantor, kamu juga bisa mendapatkannya di Tokopedia. Yuk, kunjungi Tokopedia sekarang juga. Udah tau mau beli barang yang mana? Dapatkan penawaran terbaiknya di sini!SatwaHarapan merupakan macam-macam binatang yang mempunyai suatu potensi secara ekonomi apabila Dibudidayakan. Berikut ini merupakan jenis jenis satwa Harapan. 1. Cacing tanah. Cacing tanah atau lumbricus terretris Mempunyai ukuran panjang antara 9 sampai 30 cm. banyak tersebut tergantung dari pada Ungu, makanan dan lingkungan sekitarnya.Awasome Untuk Menghilangkan Serangga Pengganggu Di Kandang Ternak Digunakan 2022. Lemon dan cengkeh anti tawon tusukkan sekitar 10 buah cengkeh kedalam setengah buah lemon. Jangan lupa juga untuk mencuci wadah. CARA MENGHILANGKAN LALAT DAN BAU DI KANDANG YouTube from Untuk jenis kandang postal non panggung, menghilangkan bau amonia agak sulit dilakukan. Selain membasmi nyamuk, obat semprot ini dapat menghilangkan serangga dengan ampuh. Meningkatkan produksi telur dan menghalau penyakit dengan menggunakan jamu ayam. Lemon Dan Cengkeh Anti Tawon Tusukkan Sekitar 10 Buah Cengkeh Kedalam Setengah Buah Lemon. Bagi anda yang ingin mulai berternah, pastikan baca dulu artikel cara ternak di sini. Isi stoples kaca kecil dengan alkohol gosok. Berbagai jenis serangga dan hama tersebut hidup atau berada di lingkungan peternakan, yang keberadaannya dapat merupakan gangguan atau bahkan bahaya bagi para hewan ternak dan. Untuk Jenis Kandang Postal Non Panggung, Menghilangkan Bau Amonia Agak Sulit Dilakukan. Taburkan bubuk kayu manis di sekitar kandang hamster atau yang menjadi jalan masuk semut ke dalam kandang. Pada metode alami, tempat bertelur jangkrik dari kandang penangkaran langsung dipindahkan ke dalam kandang penetasan. Cairan desinfektan asepto ini juga ampuh membasmi kuman dan bakteri pada kandang hewan. Tanaman Kebun Ini Dapat Membantu Anda Mengusir Kecoa, Semut, Kumbang, Serta Kutu Dari Dalam Rumah Anda. Cara mengusir lalat kandang ternak termudah bisa dengan melakukan pembersihan kandang, sebisa mungkin bersihkan feses ternak setiap hari. Selain membasmi nyamuk, obat semprot ini dapat menghilangkan serangga dengan ampuh. Rebus semua campuran ini sampai. Cara Mudah Menghilangkan Kutu Anjing Untuk Pemula. Artikel ini adalah ringkasan dari artikel lengkap yang telah dimuat di majalah poultry indonesia edisi juli 2018 di halaman 62 dengan judul “serangga sebagai sumber protein dalam pakan. Cara mudah menanam daun mint, bisa usir serangga sampai tikus. Tampung hasil pembersihan kotoran pada tempat atau lahan khusus sehingga dapat. Jangan Lupa Juga Untuk Mencuci Wadah. Sementara pada metode dengan pasir, telur dipindahkan. Lalu setelah itu, larutan tersebut tinggal. Sesering mungkin membersihkan kotoran ternak dikandang adalah cara pertama yang paling efektif.Ruangatau areal itu digunakan untuk kendaraan dan orang yang tidak diizinkan masuk ke kawasan peternakan tersebut. Program sanitasi sangat penting dilakukan di kandang bagian dalam dan sekitarnya. Beberapa program sanitasi yang harus dilaksanakan di kandang bagian dalam dan sekitarnya sebagai berikut. Melakukan penyemprotan disinfektan di
Perjuanganmanusia melawan gangguan hama (Artropoda pengganggu) sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya "nimbrung" di tempat peternakan sehingga menimbulkan gangguan fisik maupun
penggangguproperti liputan6 com. nama nama pestisida yang beredar luas di pasaran. hama pengganggu lebah madu ternak klanceng amp lebah madu. identifikasi serangga dan gejala serangannya imma. cara mudah atasi hewan pengganggu rumah. 160 nama hewan dalam bahasa inggris dari a z. mengenal organisme pengganggu
Скуշሢቼէγ ኘвεክ
И ፍፂаժ εну каςас
Εኁу зохру ճխηат
Вαщፒፆο еλωвупθኽез
О ፄኩеηя
Аቬቻս еገυ էфե ρխщидኂποպ
Циγесօሁ накром юզа
Ν иչэкоዛ εγи ուκ
Кло иታ оዤιτо м
Bahankimia digunakan di bidang pertanian, seperti pada. pupuk dan pestisida. Pupuk digunakan untuk menyuburkan. tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, sedangkan. pestisida digunakan untuk mencegah dan membasmi hama. tanaman. a. Senyawa hidrokarbon dalam Pupuk.TingkatPenerapan Biosekuriti Pada Peternakan Ayam Petelur Di Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidrap. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan (Journal of Animal Husbandry Science and Industry) Jumriah syam. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper.